JUDUL: PERAN GURU PAMONG DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAMI DI MTs MU’ALLIMIN MUHAMMADIYAH SELATPANJANG
A. Latar Belakang
Manusia seutuhnya itu adalah mereka yang mampu menciptakan dan memperoleh kesenangan dan kebahagiaan bagi dirinya sendiri dan bagi lingkungannya berkat perkembangan optimal segenap potensi yang ada pada dirinya (dimensi keindividuan), seiring dengan pengembangan suasana kebersamaan dengan lingkungan sosialnya (dimensi kesosialan), sesuai dengan aturan dan ketentuan yang berlaku (dimensi kesusilaan), dan segala sesuatunya itu dikaitkan dengan pertanggungjawaban atas segenap aspek kehidupannya di dunia terhadap kehidupan di akhirat kelak kemudian hari (dimensi keagamaan).[1] Citra manusia seutuhnya adalah manusia yang mampu memenuhi empat dimensi diatas, yaitu:
1. Dimensi keindividuan, yaitu manusia dengan aku dan kediriannya yang matang, tangguh, dan dinamis.
2. Dimensi kesosialan, yaitu manusia dengan kemampuan sosialnya yang luas dan bersemangat, tetapi menyejukkan.
3. Dimensi kesusilaan, yaitu manusia dengan kesusilaan yang tinggi.
4. Dimensi keagamaan, yaitu manusia dengan keimanan dan ketakwaannya kepada Tuhan Yang Maha Esa yang mendalam.
Dilihat zaman sekarang, tingkat kenakalan remaja dan perkelahian antar pelajar yang semakin meningkat menunjukkan gejala kurang berkembangnya dimensi kesosialan dan kesusilaan mereka. Demikian juga kurangnya penghayatan terhadap nilai-nilai ketuhanan dan praktek-praktek kehidupan yang tidak didasarkan atas kaidah-kaidah agama menggambarkan kurang mantap pengembangan dimensi keberagaman.[2]
Perubahan yang dibawa oleh semangat globalissi dan informasi saat ini akan lebih deras lagi menggoncang masyarakat dan sekolah, kampus dan tatanan kehidupan dalam segenap seginya. Akibat yang akan timbul ialah semakin banyaknya individu, anak-anak dan remaja peserta didik di sekolah, para pemuda serta warga lainnya yang terhimpit oleh berbagai tantangan dan ketidakpastian, terlempar dan terhempas oleh berbagai harapan dan keinginan yang tidak dapat terpenuhi. Kehendak akan pengembangan secara optimal individualitas, sosialitas, moralitas, dan religiusitas dalam rangka pembentukan manusia seutuhnya semakin mendapat tantangan.
Pendidikan pada dasarnya bisa mengupayakan pengembangan manusia seutuhnya serta terhindar dari berbagai sumber rintangan dan kegagalan tersebut perlu diselengarakan secara luas dan mendalam mencakup segenap segi kehidupan manusia, baik di dunia maupun di akhirat. Pengajaran di kelas-kelas saja ternyata tidak cukup memadai untuk menjawab tuntutan peyelenggaraan pendidikan yang luas dan mendalam itu. Pelayanan bimbingan dan konseling merupakan unsur yang perlu dipadukan ke dalam upaya pendidikan secara menyeluruh, baik disekolah, maupun di luar sekolah.[3]
Dalam rangka pembangunan pendidikan nasional, pendidikan
Bimbingan dan konseling di dunia pendidikan sangatlah penting untuk membantu mengatasi permasalahan atau problem tertentu. Kebanyakan pelaksanaan bimbingan dan konseling sekolahh bertindak sebagai “polisi” sekolah, sehingga peran dan fungsinya dalam mengatasi sebuah masalah kurang berjalan sebagaimana mestinya. Bimbingan konseling tidak hanya menangani siswa yang sedang bermasalah, tetapi juga berfungsi:
1. Untuk pencegahan atau mencegah timbulnya masalah (preventif)
2. Memecahkan/menanggulangi masalah yang sedang dihadapi (kuratif dan korektif)
3. Memelihara keadaan yang telah baik, dan mengembangkan keadaan yang telah baik itu menjadi lebih baik.
Bimbingan dan konseling islami tidak hanya membantu mengatasi permasalahan siswa yang berhubungan dengan belajarnya, tetapi juga menyentuh aspek keagamaan siswa bagaimanapun juga aspek agama memiliki peran tersendiri dalam kehidupan manusia. Kehidupan manusia selengakapny, yaitu kehidupan yang menjangkau baik kehidupan duniawi maupun kehidupan akhirat.[4]
Pelaksanaan bimbingan dan konseling islami di sekolah dapat dilaksanakan dengan baik ada beberapa hal yang dapat diterapkan yaitu:
1. Mengenai data murid:
a. Bagaimana hubungan murid dengan lingkungan keluarga.
b. Bagaimana hubungan murid dengan lingkungan masyarakat.
c. Bagaimana pergaulan murid dengan lingkungan sekolah/dengan teman.
d. Bagaimana kondisi ekonomi keluarga.
2. Pendekatan atau teknik bimbingan
Pelaksanaan tersebut dilaksanakan untuk mewujudkan tujuan dalam pendidikan yaitu:
a. Siswa mempunyai pemahaman dan konsep diri secara tepat sehubungan dengan studinya.
b. Semua siswa memiliki pemahaman jenis program di sekolah.
c. Semua siswa memiliki ketarampilan dalam mengidentifikasi dan menentukan pilihannya sehubungan dengan studinya.
Ideal pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah haruslah sama antara program dengan praktek, tetapi dalam kenyataan pelaksanaan bimbingan di sekolah tidak sesuai antara program dan praktek di lapangan, tak terkecuali terjadi di MTs Mu’allimin Muhammadiyah Selatpanjang. Pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah bertujuan ikut serta membantu pelaksanaan proses belajar mengajar di MTs Mu’allimin Muhammadiyah Selatpanjang. Secara khusus bertujuan membantu siswa agar dapat mencapai tujuan, perkembangan tidak lepas dari masalah yang dihadapi siswa baik itu bersumber dari diri sendiri maupun lingkungan sekitar.
Dalam menjalankan tugasnya sebagai penyuluh pendidikan, tentu saja dalam melaksanakan bimbingan dan konseling masih banyak kekurangan yang dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling, tidak terkecuali guru bimbingan dan konseling MTs Mu’allimin Muhammadiyah Selatpanjang. Kekurangan itu diantaranya dalam teknis pelaksanaannn dan konseling para siswa MTs Mu’allimin Muhammadiyah Selatpanjang.
Bimbingan dan konseling berfungsi membantu siswa dalam mengatasi masalah-masalah pribadi yang dihadapi yang berhubungan dengan pendidikan dan pengajaran dan membantu individu untuk mencapai kesejahteraan. Pelaksanaan bimdingan dan konseling di MTs Mu’allimin Muhammadiyah Selatpanjang berperan penting dalam ruang pendidikan terutama mengenai pembentukan pola perilaku siswa.
MTs Mu’allimin Muhammadiyah Selatpanjang adalah lembaga pendidikan formal di daerah Kab. Meranti. Di sekolah ini layanan bimbingan dan konseling merupakan bagian yang terpadu dan tak terpisah dari keseluruhan kegiatan pendidikan di sekolah, untuk itu dibentuk guru pamong yang bertugas sebagai layanan bimbingan dan konseling yang berasaskan Islam untuk membantu individu mewujudkan dirinya menjadi manusia seutuhnya arag mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat, dan mampu mengatasi permasalahan yang dihadapinya.
Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik meneliti MTs Mu’allimin Muhammadiyah Selatpanjang karena MTs ini membentuk guru pamong sebagai layanan bimbingan dan konseling yang lebih cenderung ke ajaran Islam. Berdasarkan uraian di atas maka penulis memilik judul “PERAN GURU PAMONG DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAMI DI MTs MU’ALLIMIN MUHAMMADIYAH SELATPANJANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010”
B. Penegasan Istilah
Untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman dalam memahami judul proposal ini, maka penulis akan menjelaskan batasan mengenai pengertian istilah yang terdapat dalam judul proposal ini.
1. Peran
Dalam Kamus Besar Bahasa
2. Guru pamong
Guru adalah “orang yang pekerjaannya mengajar” (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001: 288), sedangkan pamong mempunyai arti “pengasuh, pendidik, dan pengurus” (Kamus Umum Bahasa Indonesia, 1976: 700).[6]
Guru pamong sendiri adalah “pembimbing belajar mandiri siswa yaitu anggota masyarakat yang peduli akan pendidikan. Dalam ketentuan minimal SMA, dan berada pada lingkungan sekitar Tempat Kegiatan Belajar”.[7]
Guru pamong yang dimaksud disini adalah “guru yang akan memantau perkembangan siswa dan membantu kesulitan siswa dalam berbagai aspek. Mulai dari aspek Psikologi, Emosional, hingga problem belajar”
3. Bimbingan Konseling Islami
Pengertian bimbingan dan konseling Islami adalah “segala kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dalam rangkaian membaeri bantuan orang lain yang menghadapi kesulitan rohaniah dalam lingkungan hidupnya, agar klien mampu mengatasi sendiri dan timbul kesadaran dan penyerahan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehingga timbul pada diri pribadi suatu cahaya harapan kebahagiaan hidup sekarang dan masa depan”. [8]
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian tentang latar belakang permasalahan tersebut di atas, maka permasalah yang dapat dirumuskan sebagai berikut:
Bagaimana peran guru pamong dalam bimbingan dan konseling Islami di MTs Mu’allimin Muhammadiyah Selatpanjang?
D. Tujuan dan Manfaat Penulisan
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana peran guru pamong dalam bimbingan dan konseling Islami di MTs Mu’allimin Muhammadiyah Selatpanjang.
Adapun manfaatnya adalah:
1. Bagi sekolah, sebagai bahan masukan kepada kepala sekolah dan instansi pendidikan untuk lebih memperhatikan permasalahan-permasalah siswa sehingga dalam masalah-masalah perkembangan anak tersebut mampu menghadapinya dan menyesuaikannya sesuai yang diharapkan.
2. Bagi peneliti, penelitian ini sebagai sarana untuk membuktikan kebenaran teori-teori yang ada dengan keadaan yang lebih nyata.
3. Bagi siswa, sebagai bahan masukan dan renungan bagi siswa untuk mengintropeksi diri terhadap masalah yang dihadapiny, sehingga mampu menyelesaikan kesulitannya dan sanggup menghadapi tantangan hidup dan kehidupan yang semakin berat dan sangat kompleks yang pada akhirnya dapat menjadi pemimpin bangsa sesuai yang diharapkan.
E. Metode Penulisan
Untuk melakukan sebuah penelitian diperlukan metode penelitian yang tersusun secara sistematis dengan tujuan agar mendapatkan data yang valid, sehingga penelitian ini tidak diragukan.
1. Lokasi penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan pada MTs Mu’allimin Muhammadiyah Selatpanjang yang beralamat di jalan Rintis Kec. Tebing tinggi, Kab. Meranti, Selatpanjang.
2. Jenis penelitian
Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field reseach) dengan pendekatan kualitatif, yaitu “penelitian yagn prosedurnya menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata yang tertulis atau lisan dari orang-orang dan pelaku yang diamati”.
Sedangkan menurut sifat maslahnya penelitian ini menggunakan metode deskriptif, yaitu metode yang berusaha untuk memecahkan masalah pada masa sekarang berdasarkan data, yang di dalamnya terdapat upaya mendeskripsikan, mencatat, menganalisis dan menginterpretasikan, dengan tujuan untuk memperoleh informasi mengenai keadaan saat ini serta kaitan antara variabel-variabel yang ada.
3. Subjek penelitian
Subjek penelitian adalah “tempat memperoleh informasi, yang dapat diperoleh dari seseorang maupun sesuatu, yang mengenainya ingin diperoleh keterangan”.[9] Dalam hal ini yang menjadi subjek penelitiann ini adalah guru pamong, dengan sumber data yaitu, kepala sekolah, guru dan siswa MTs Mu’allimin Muhammadiyah Selatpanjang, dan dalam memperoleh data penelitian ini menggunakan beberapa metode yaitu data primer dan sekunder, guru pamong sebagai data primer sedangkan data sekunder adalah kepala sekolah, guru BP serta para murid.
4. Metode pengumpulan data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:
a. Metode observasi
Observasi adalah “pengamatan dan pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki”.[10] Metode ini digunakan untuk mendapatkan data pelaksanaan proses bimbingan dan konseling Islami di MTs Mu’allimin Muhammadiyah Selatpanjang dan peran guru pamong dalam bimbingan dan konseling Islami di MTs Mu’allimin Muhammadiyah Selatpanjang.
b. Metode Interview (wawancara)
Interview atau wawancara adalah “suatu dialog yang dilakukan oleh si wawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara”.[11] Metode ini digunakan secara bervariatif untuk mendapatkan data yang berkaitan tentang peran guru pamong dalam bimbingan dan konseling Islami di MTs Mu’allimin Muhammadiyah Selatpanjang.
Terkait penelitian ini, maka wawancara akan dilakukan kepada guru pamong, kepala sekolah MTs Mu’allimin Muhammadiyah Selatpanjang dan wali kelas.
c. Metode dokumentasi
Dokumentasi adalah “setiap bahan tertulis atapun film, baik dokumen resmi ataupun pribadi”.[12] Metode ini digunakan untuk mendapatkan data mengenai kondisi umum MTs Mu’allimin Muhammadiyah Selatpanjang dan struktur organisasi, tenaga pengajar dan daftar siswa.
d. Metode analisis data
Setelah data terkumpul, selanjutnya dilakukan analisis data. Adapun metode yang digunakan adalah analisis kualitatif, yaitu “data yang digambarkan dengan kata-kata atau kalimat yang dipisah-pisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan”[13] dengan tiga langkah:
1) Reduksi data (data reduction)
2) Penyajian data (data display)
3) Penarikan kesimpulan (verification)
Ketiga langkah tersebut bersifat intraktif. Pada tahap reduksi data akan dilakukan kategotisasi dan pengelompokan data yang lebih penting, yang bermakna, dan yang relevan dengan tujuan penelitian, sehingga kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi. Terakhir pada tahap penarikan kesimpulan akan dilakukan pengujian kredibilitas, transferabilitas, dan reliabilitas. Jadi, penelitian ini dianalisis secara deskriptif analitik, dengan cara berfikir deduktif dan komparatif. Cara berfikir deduktif adalah “cara berfikir dengan dengan deduksi berangkat dari pengetahuan yang bersifat umum dan bertitik tolak pada pengetahuan umum itu hendak menilai suatu kejadian khusus”.[14] Sedangkan cara berfikir komparatif adalah cara berfikir yang digunakan untuk meneliti faktor-faktor yang berhubungan dengan situasi yang diselidiki dan dibandingkan dengan faktor-faktor yang lain untuk memperoleh kesimpulan.
F. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pengertian dan pemahaman penulisan ini, maka penulis menyusunnya dalam suatu sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini terdiri dari latar belakang masalah, penegasan istilah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penulisan, serta sistematika penulisan.
BAB II : BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAMI
Pada bab ini akan diuraikan tentang pengertian bimbingan dan konseling Islami, fungsi bimbingan Islami, faktor bimbingan dan konseling Islami, macam-macam bimbingan dan konseling Islami, prinsip-prinsip bimbingan dan konseling Islami dan metode bimbingan dan konseling Islami.
BAB III :GAMBARAN UMUM MTs MU’ALLIMIN MUHAMMADIYAH SELATPANJANG
Pada bab ini berisikan tentang letak geografis , sejarah berdirinya, visi dan misi, kurikulum, keadaan guru dan siswa, struktur organisasi, sarana dan prasarana, guru pamong di MTs Mu’allimin Muhammadiyah Selatpanjang, keberhasilan guru pamong dalam bimbingan dan konseling Islami serta faktor pendukung dan penghambat guru pamong.
BAB IV : ANALISIS DATA
Merupakan analisa dan pembahasan pengaruh variabel independent terhadap variabel dependen yang diteliti.
BAB V : PENUTUP
Pada bab ini berisikan kesimpulan dan saran yagn diperoleh dari penelitian yang dapat bermanfaat
DAFTAR PUSTAKA
- http://id.wikipedia.org/wiki/SMP_Terbuka, Indrawadi, 19 September 2005.
- http://etd.eprints.ums.ac.id/3561/1/G000060057.pdf
- http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php
- Prayino, 2004, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling,
- ............., 1999, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling,
- Suharsimi Arikunto, 1996, Prosedur Penelitian,
- ..............................., 1998, Prosedur Penelitian,
[1] Prayino, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, (
[2] Prayitno, Ibid., hal. 26.
[3] Prayitno, Ibid., hal. 32.
[4] Prayitno, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), hal. 17.
[5] http://etd.eprints.ums.ac.id/3561/1/G000060057.pdf
[6] http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php
[7] http://id.wikipedia.org/wiki/SMP_Terbuka, Indrawadi, 19 September 2005.
[8] http://etd.eprints.ums.ac.id/3561/1/G000060057.pdf
[9] Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 1996), hal. 113.
[10] http://etd.eprints.ums.ac.id/3561/1/G000060057.pdf
[11] Suharsimi Arikonto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta,1998), hal. 45.
[12] http://etd.eprints.ums.ac.id/3561/1/G000060057.pdf
[13] Suharsimi Arikonto, Ibid., hal. 245.
[14] http://etd.eprints.ums.ac.id/3561/1/G000060057.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar